BAB I
PENDAHULUAN
Keyakinan bahwa perdagangan luar negeri akan memberikan sumbangan positif kepada kegiatan ekonomi negara telah lama di yakini dikalangan ahli-ahli ekonomi. Mahzab Menkan Tilis, yaitu ahli-ahli ekonomi yang hidup disekitar abad ke-enambelas dan ketujuh belas berpendapat bahwa perdagangan yang lebih mengenai pentingnya peranan perdagangan luar negeri dalam perekonomian. Teori Ricardo mengenai ke untungan yang dapat diperoleh dari melakukan spesialisasi dan perdangangan luar negeri merupakan pandangan yang telah menjadi landasan dari teori perdagangan luar negeri dan pengaruh dari kegiatan tersebut.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai berbagai aspek mengenai neraca pembayaran, kurs valuta asing dan kegiatan perekonomian terbuka.
BAB II
NERACA PEMBAYARAN
A. Definisi Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran adalah suatu pembukuan yang menunjukkan aliran pembayaran yang dilakukan dari negara-negara lain ke dalam negeri, dan dari dalam negeri ke negara-negara lain. Pembayaran-pembayaran yang dilakukan tersebut meliputi (i) penerimaan dari ekspor dan pembayaran untuk impor barang dan jasa; (ii) aliran masuk penanaman modal asing dan pembayaran penanaman modal ke luar negeri; dan (iii) aliran ke luar dan lairan masuk modal jangka pendek (seperti mendepositkan uang di luar negeri).
Dua neraca penting dalam suatu neraca pembayaran adalah neraca perdagangan dan neraca keseluruhan. Neraca perdagangan menunjukkan perimbangan di antara ekspor dan impor. Sedangkan neraca keseluruhan menunjukkan perimbangan di antara keseluruhan aliran pembayaran ke luar negeri dan keseluruhan aliran penerimaan dari luar negeri. Defisit neraca pembayaran berarti pembayaran ke luar negeri melebihi penerimaan dari luar negeri. Salah satu faktor penting yang menimbulkan defisit tersebut.
Defisit dalam neraca pembayaran menimbulkan beberapa akibat buruk terhadap kegiatan dan kestabilan ekonomi negara. Defisit sebagai akibat impor yang berlebihan akan mengakibatkan penurunan dalam negeri dengan barang impor. Harga valuta asing akan meningkat dan menyebabkan harga-harga barang impor bertambah mahal. Kegiatan ekonomi dalam negeri yang menurun mengurangi kegairahan pengusaha-pengusaha untuk melakukan penanaman modal dan membangun kegiatan usaha baru.
Dengan demikian, sama halnya dengan masalah pengangguran dan inflasi, masalah defisit dalam neraca pembayaran dapat menimbulkan efek yang buruk ke atas prestasi kegiatan ekonomi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Oleh karenanya setiap negara harus berusaha menghindari berlakunya defisit dalam neraca pembayaran.
Neraca pembayaran memberikan beberapa informasi penting mengani hubungan ekonomi di antara satu negara dengan negara-negara asing. Neraca pembayaran akan memberikan informasi mengenai nilai dan perkembangan ekspor dan impor. Ekspor dan impor adalah kegiatan yang selalu dilakukan setiap negara dan sampai di mana peranan kegiatan tersebut dalam perekonomian dapat diamati dari perkembangan neraca pembayaran. Defisit dalam neraca pembayaran, yang disebabkan oleh impor yang melebihi ekspor, mengurangi tingkat kegiatan ekonomi di dalam negeri dan masalah pengangguran yang lebih serius akan dihadapi. Masalah lain yang mungkin timbul adalah kehilangan kepercayaan orang terhadap prospek ekonomi negara akan mengalir ke luar dan modal luar negeri tidak akan ditanam di negara tersebut. Keadaan seperti ini dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi di masa depat. Akibat-akibat buruk seperti ini menyebabkan berbagai negara berusaha untuk menghindari masalah defisit dalam neraca pembayaran.
Infromasi penting lain yang dapat di lihat dari suatu neraca negara. Seterusnya neraca pembayaran menunjukkan pula pertimbangan mutasi-mutasi keuangan dari satu negara ke negara-negara lain. Perimbangan ini dinamakan neraca keseluruhan. Neraca keseluruhan yang negatif, dan dinamakan defisit neraca pembayaran, berarti mutasi-mutasi keungan ke luar negeri adalah lebih banyak dari yang diterima dari luar negeri. Disamping dapat menunjukkan besarnya defisit yang dialami dalam suatu waktu tertentu, dari neraca pembayaran dapat juga dilihat sebab-sebab yang menimbulkan defisit tersebut. Mungkin sebabnya adalah impor yang lebih besar dari ekspor. Disamping itu ia dapat disebabkan pula oleh pengaliran modal yang terlalu besar ke luar negeri.
Neraca pembayaran mengukur transaksi ekonomi yang terjadi antar-negara baik barang maupun jasa, baik asset riil maupun reset finanisal, ataupun pembayaran transfer karena neraca ini mencerminkan volume transaksi yang terjadi selama periode waktu tertentu, biasanya satu tahun, maka neraca pembayaran mengukur aliran atau flow.
Beberapa transaksi yang termasuk dalam neraca pembayaran tidak menggunakan pembayaran dalam bentuk uang. Sebagai contoh, jika masalah Time mengirim mesin press cetak ke cabangnya di Australia, tidak terjadi pembayaran dalam bentuk uang; tetapi karena telah terjadi transaksi ekonomi antar negara, maka transaksi ini harus dimasukkan dalam neraca pembayaran. Demikian juga, jika CARE mengirim makanan ke Afrika, atau jika Pentagon mengirim bantuan militer ke Israel, transaksi ini juga harus dimasukkan dalam neraca pembayaran. Jadi ingat, meskipun kita membicaran neraca pembayaran, istilah yang lebih tepat sebenarnya adalah neraca transaksi ekonomi.
Neraca pembayaran disusun sesuai prinsip double entry bookkeeping, yaitu pembukuan ke salah satu sisi neraca disebut debit, pembukuan ke sisi yang satunya disebut kredit. Seperti akan kita lihat, neraca pembayaran tersusun atas beberapa rekening; defisit dalam satu atau beberapa rekening harus diimbangi dengan surplus pada rekening yang lain. Jadi, debit total harus seimbang atau sama dengan kredit total, sehingga sesuai dengan istilah balance atau neraca. Neraca pembayaran memberikan perbandingan dalam periode waktu tertentu, satu tahun misalnya, antara pembayaran memberikan ke luar atau outflow keluar negeri yang dibukukan sebagai debit, yang dibukukan sebagai kredit. Bagian selanjutnya akan menggambarkan rekening utama dalam neraca pembayaran.
B. Ciri-ciri Neraca Pembayaran
Sebagai suatu neraca pembukuan, neraca pembayaran dapat dibedakan kepada dua bagian: passive dan aktiva. Dalam bagian passive di catat transaksi-transaksi yang menyebabkan negara itu melakukan pembayaran ke negara-negara lain. Dan dalam bagian aktiva dicatatkan transaksi-transakit yang menyebabkan negara itu menerima pembayaran dari negara lain. Selanjutnya suatu neraca pembayaran dibedakan pula menjadi dua jenis pembukuan, yaitu transaki berjalan atau current account dan lalu lintas modal atau capital account.
1. Transaksi berjalan. Dalam transaksi berjalan atau current account dicatat transaksi-transaksi berikut:
a. Ekspor dan impor barang-barang. Ia dinamakan juga dengan istilah perdagangan nyata.
Transaksi ini meliputi hasil-hasil sector pertanian, barang-barang produksi industri, neraca (yaitu perbedaan di antara ekspor dan impor) dari perdagangan tampak yaitu perdagangan dalam barang-barang tampak dinamakan neraca perdagangan. Apabila nilai neraca itu positif berarti ekspor barang melebihi impornya. Sebaliknya apabila negatif maka impor barang melebihi ekspornya.
b. Ekspor dan impor jasa-jasa. Transaksi ini dikenal sebagai perdagangan tak nyata. Yang termasuk dalam golongan ini adalah transaksi-transaksi dalam kegiatan pengangkutan, kegiatan perjanalan luar negeri, pendapatan dari investasi modal, dan beberapa kegiatan jasa lainnya.
Nilai neraca suatu negara positif bila neraca tersebut lebih banyak menjual jasa-jasanya ke luar negeri dan membelinya dari negara-negara lain. Nilanya negatif bila negara itu lebih banyak membeli jasa pihak-pihak luar dan menjual jasanya ke luar negeri.
c. Pembayaran pindahan atau transfer onilateral
Transaksi ini meliputi pembayaran dimana penerimanya tidak perlu membayar dalam bentuk uang atau jasa.
Contoh: bantuan bahan makanan Amerika Serikat ke penderita kelaparan di Aprika. Mengirimkan uang untuk membiayai perbelanjaan anak-anak bersekolah di luar negara merupakan contoh lainnya.
2. Lalu lintas modal. Neraca lalu lintas modal atau Capital account mencatat dua golongan transaksi: (i) aliran modal pemerintah, dan (2) aliran modal swasta.
a. Aliran modal pemerintah. Ini biasanya berupa pinjaman dan bantuan dari negara-negara asing yang diberikan kepada pemerintah atau badan-badan pemerintah. Misalnya pinjaman untuk membangun irigasi termasuk dalam golongan transaksi ini.
b. Aliran modal swasta Ia dibedakan dalam tiga jenis, yaitu investasi langsung, investasi portfolio dan amortasi. Investasi langsung adalah investasi untuk mengembangkan perusahaan-perusahaan. Investasi portfolio adalah investasi dalam bentuk membeli saham-saham di negara lain. Amortisasi adalah pembelian kembali saham-saham atau kekayaan lain yang pada masa lalu telah dijual kepada penduduk negara-negara lain.
Sementara transaksi perjalanan mencatat transaksi internasional yang berkaitan dengan barang, jasa, dan transfer unilateral, sedangkan transaksi modal atau capital account mencatat transaksi internasional yang berkaitan dengan aliran asset keuangan, seperti peminjaman, pemberian pinjaman, dan investasi. Sebagai contoh, investor Amerika membeli asetluar negeri agar mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dan juga untuk mendiversifikasikan portofolio mereka. Bila ekonomi berbicara tentang kapital atau modal, yang dimaksud biasanya adalah sumber daya fisik dan manusiawi yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Tetapi kadangkala istilah kapital atau modal digunakan sebagai istilah lain dari uang, yaitu uang yang digunakan untuk mendapatkan aset keuangan seperti saham, obligasi, saldo bank, dan uang yang digunakan untuk melakukan investasi langsung dalam pabrik dan peralatan luar negeri. Aliran ke luar modal Amerika atau U.S. capital outflow terjadi bila orang Amerika membeli aset luar negeri. Aliran modal masuk Amerika atau U.S. capital inflow terjadi bila luar negeri membeli aset Amerika.
Bentuk Suatu Neraca Pembayaran
(dalam triliun rupiah)
Passive (pembayaran)
A. Transaksi berjalan (current accout) Aktiva (penerimaan)
1. Impor barang
2. Impor jasa
jumlah Rp 270 1. Ekspor barang
40 2. Ekspor Jasa
310 Jumlah Rp 320
30
350
I. Neraca Transaksi Berjalan Rp + 40
B. Lalu lintas modal (capital account)
4. Modal pemerintah
5. Modal swasta
Jumlah Rp 20 4. Modal pemerintah
20 5. Modal swasta
40 Jumlah Rp 50
40
90
Neraca lalu lintas Rp + 50
C. Gabungan neraca transaksi berjalan dan lalu lintas modal
D. Selisih perhitungan Rp + 90
+ 2
NERACA KESELURUHAN Rp - 92
C. Neraca Pembayaran Indonesia
Susunan neraca pembayaran ini dapat di bedakan menjadi 3 golongan mutasi keuangan, yaitu transaksi berjalan, transaksi modal, dan selisih perhitungan.
a. Transaksi berjalan
Memberikan gambaran tentang nilai transaksi yang diakibatkan oleh kegiatan perdagangan barang dan jasa. Dengan demikian data yang di tunjukkan menggambarkan nilai barang (seperti karet, minyak, hasil industri manufaktur) dan jasa (seperti pelancongan) yang di perdagangkan.
b. Transaksi modal
Transaksi ini dibedakan menjadi dua kelompok nilai neto aliran modal kepada pemerintah dan nilai neto aliran swasta.
c. Selisih perhitungan
Nilai selisih perhitungan meningkat dari US$ 701 juga menjadi lebih dari US$ 3,8 milyar. Pertambahan ini menggambarkan aliran modal yang tak dicatat semakin meningkat.
Neraca Keseluruhan
Neraca keseluruhan menggambarkan jumlah aliran neto yang di catat di ketiga kelompok transaksi, yaitu transaksi berjalan, transaksi modal dan selisih perhitungan.
Sebagai contoh: Aliran modal bukan saja memerlukan kestabilan ekonomi dan prospek keteguhan sector moneter, tapi juga bergantung kepada kestabilan politik dan sosial masyarakat, seterusnya neraca perdagangan yang bertambah baik memerlukan perkembangan ekspor yang pesat.
Neraca Pembayaran Indonesia, Tahun Terpilih
Di antara 1969-1993
Jenis transaksi 1969 1980 1985 1990 1993
A. Transaksi Berjalan
1. Barang
a. Ekspor
b. Impor
2. Jasa-jasa
3. Pemberian
B. Lalu lintas modal
1. Modal pemerintah
2. Modal swasta
C. Jumlah (A) + (B)
D. Selisih perhitungan
Kedudukan neraca pembayaran defisit (+)/Surplus (-) 995
995
425
__
284
71
-70
50
+20 17.489
9.962
-5.537
20
1.773
-1.315
2.478
-788
-1.690 49.901
14.427
-7.663
__
4.783
1.191
1.823
247
-2.070 26.807
29.198
-8.592
__
633
4.113
1.506
293
-2.099 37.186
10.875
__
748
5.583
3.443
-2.716
-727
Sumber : Bank Indonesia, Laporan Tahunan, beberapa tahun
BAB III
KURS VALUTA ASING
A. Definisi Kurs
Nilai tukar atau kurs (exchange rate) satu mata uang terhadap mata uang lainnya merupakan bagian dari proses valuta asing. Istilah valute asing mengacu pada mata uang asing mengacu pada matauang asing aktual atau berbagai klaim atasnya, seperti deposto bank atau surat sanggup bayar yang diperbedagangkan. Nilai tukar valuta asing adalah harga dimana pembelian dan penjualan valuta asing berlangsung; nilai tukar merupakan jumlah mata uang dalam negeri yang harus dibayarkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing. Sebagai contoh, bila seseorang harus menyerahkan Rp. 1.600 untuk memperoleh $1, ini berarti bahwa nilai tukarnya adalah 1.600
Kenaikan harga valuta asing (kenaikan tingkat nilai tukar) disebut depresiasi atas mata uang dalam negeri. Mata uang asing menjadi lebih mahal; ini berarti nilai relatif mata uang dalam negeri merosot. Turunnya harga valuta asing (turunnya nilai tukar) disebut apresiasi mata uang dalam negeri. Mata uang asing menjadi lebih murah; ini berarti nilai relatif mata uang dalam negeri meningkat, misalnya, bila nilai dolar terhadap rupiah naik dari Rp. 1.600 mnejadi Rp 2.000, dikatakan bahwa rupiah mengalami depresiasi dan dolar mengalami apresiasi.
B. Nilai Valuta Asing
Dalam pasar suatu baran harga ditentukan pada keadaan dimana panawaran dan permintaan barang mencapai keseimbangan, yaitu jumlah penawaran sama dengan jumlah permintaan. Dalam pasaran valuta asing, harga atau kurs valuta asing juga demikian.
Apabila kurs adalah Rp 3.000, untuk setiap dolra penawaran dolar melebihi permintaan, dan ketidakseimbangan ini menurunkan harga dolar tersebut. Sebaliknya dalam keadaan kurs dimana adalah Rp 1.000 untuk setiap dolar, permintaan dolar melebihi penawarannya. Kelebihan permintaan ini akan menaikkan harga atau kurs pada waktu kursnya adlaha Rp 2000 untuk setiap dolar. Maka kurs inilah yang merupakan kurs pertukran yang berlaku di antara kedua-dua mata uang tersbut. Ini berarti pendidik Indonesia harus membayar Rp 2.000 untuk setiap dolar atau penduduk Amerika Serikat harus membayar $1 untuk memperoleh Rp 2.000.
Dalam kenyataannya, sering terdapat berbagai tingkat kurs utuk satu valuta asing. Seperti misalnya, kurs valuta asing di pasar Jakarta yang termuat dalam Harian Hompas Selasa 16 November 1982:
Jual (BI) Beli (BI)
US$ Rp 685,00 Rp 681, 50
Pund Rp 1.139,69 Rp 1.1.27,54
Aust$ Rp 648,03 Rp 639, 04
DM Rp 265,83 Rp 263, 38
Yen Rp 2,57 Rp 2, 35
Penjualan di Brusa Valuta Asing Bangk Indonesia Jakarta:
M.T. Rp684,50/US$ Rp681,00/US$
M.T. Rp685,00/US$ Rp681,50/US$
Perbedaan tingkat kurs ini timbul karena beberapa hal:
a. Perbedaan antara kurs beli dan jual oleh para pedagang kurs valuta asing atau bank.
b. Perbedaan kurs yang diakibatkan oleh perbedaan dalam waktu pembayarannya.
c. Perbedaan dalam tingkat keamanan dalam penerimaan hak pembayaran.
Pasar valuta asing tidaklah hanya menyangkut kurs atau harga valuta asing saja, tetapi juga pihak-pihak yang melakukan transaksi. Pihak-pihak ini antara lain: eksportir-importir, bank, pedagang perantara dan bank sentral. Secara global proses transaksi pasar valuta asing adalah dimulai dengan eksportir dan atau importer yang hendak menjual atau membeli valuta asing menghubungi bank. Bank berusaha mencari dan mempertemukan permintaan dan penawaran valuta asing dari para langganannya. Kalu usaha ini ternayta tidak bisa bank tersebut akan menghubungi bank yang lain atau pedagang perantara. Pedagang perantara ini usahanya spesialisasi dalam mata uang tertentu. Peranan Bank sentral sangat besar, terutama dalam usahanya mempengaruhi kurs dengan cara aktif jual beli valuta asing.
C. Perubahan Tingkat Nilai Tukar
Apa sebenarnya yang menyebabkan fluktuasi nilai tukar? Jawaban paling sederhana untuk pertanyaan ini adalah perubahan permintaan atau penawaran dalam bursa valuta asing. Apapun yang menggeser kurva permintaan dolar kanan atau kiri akan mengungang apresiasi dolar. Apabila kurs valuta asing sepenuhnya ditentukan oleh mekanisme pasar maka kurs tersebut akan selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Untuk menunjukkan akibat yang mungkin timbul dari perubahan-perubahan seperti itu, dalam gambar ini akibat dari kenaikkan permintaan ke atas valuta asing.
Di dalam grafik itu dirumuskan bahwa permintaan penduduk Indonesia ke atas dolar bertambah dari DD menajdi DIDI. Kenaikan permintaan ke atas mata uang dolar ini menyebabkan kenaikan nilai dolar dan kemerosotan nilai rupiah. Ini berarti kenaikkan dalam permintaan itu menyebabkan penduduk Indonesia harus membayar lebhi mahal untuk setiap dolar yang diperolehnya. Pada mulanya pemilik rupiah harus membayar Rp. 2.000 untuk memperoleh $1. Sekarang mereka harus membayar Rp. 2.500 untuk $1.
Oleh karena sifatnya yang selalu mengalami perubahan tersebut. Kurs yang ditentukan oleh mekanisme pasar dinamakan kurs pertukaran bebas atau kurs pertukaran mengambang. Beberapa faktor penting yang mempunyai pengaruh besar terhadap perubahan menurut Sadono Sukimo tersebut adalah:
1. Perubahan dalam cita masyarakat. Bila penduduk suatu negara lebih menyukai barang-barang dari negara lain maka nilai mata uang asing tersebut akan semakin naik.
2. Perubahan harga dari barang-barang ekspor dan impor. Semakin tinggi harga barang yang diekspor, semakin turun nilai mata uang pengekspor tersebut. Dan semakin tinggi harga brang yang di impor, maka makin tinggi nilai mata uang pengimpor tersebut.
3. Kenaikan harga-harga umum (influsi). Semamkin tinggi tingkat inflasi negara pengekspor semakin turun nilai mata uang negara tersebut.
4. Perubahan dalam tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi. Aliran dana ivestasi mengakibatkan apresiasi mata uang negara pengimpor modal dana investasi mengakibatkan apresiasi mata uang negara pengimpor modal dan depresiasi mata uang negara pengekspor modal.
5. Perkembangan ekonomi. Semakin banyak produksi penemuan baru dan nilai ekspor suatu negara semakin kuat nilai mata uang negara tersebut.
D. Memperkirakan Nilai Tukar
Memperkirakan nilai tukar dapat diitung menggunakan teori purchasing Power Parity (PPP). Teori ini dikemukakan oleh ahli ekonomi ahli Swedia, yang bernama Gustav Cassel. Dasar teorinya adalah, perbandingan nilai satu mata uang dengan mata uang lain ditentkukan oleh tenaga beli uang tersebut (terhadap barang dan jasa) di masing-masing negara. Sebagai contoh, harga 1 kg gandung di Amerika Serikat adalah 1$ dan di Indonesia sebesar Rp 1.000, maka kurs antara dolar dan rupiah adalah $1= Rp 1.000. jadi, kurs pada perbandingan purchasing powernya, yakni:
PP = Rp 1.000/kg = 1000
$/kg
Apabila terjadi perubahan harga yang berbeda di kedua negara, maka kurs tersebut haruslah mengalami perubhan pula. Misalnya, kalau harga-harga di Indonesia naik tiga kali dan di Amerika Serikat naik dua kali, maka kursnya (kurs PPP) akan menjadi:
1.000 X 3 = Rp 1.500
$1 2 $1
E. Sistem Kurs Valuta Asing
Sifat kurs valuta asing sangat bergantung dari sifat pasar. Apabila transaksi jual beli valuta asing dapat dilakukan secara bebas di pasar, maka kurs valuta saing akan berubah-ubar sesuai dengan perubahan permintaan dan penawaran. Apabila pemerintah menjalankan kebijakan stabilitas kurs, tetapi dengan tidak mempengaruhi transaksi swasta, maka kurs ini hanya akan berubah-ubah di dalam batas yang kecil meskipun batas-batas ini dapat berubah-ubah dari waktu ke watku. Pemerintah juga dapat mengawasi sepenuhnya transaksi valuta asing. Dalam hal ini kurs tidak lagi dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran. Sistem ini disebut exchange control. Di dalam sistem moneter standar emas kurs valuta asing relatif tetap atau hanya berubah-ubah dalam batas-batas yang ditentukan oleh ongkos angkut emas. Ada dua sistem kurs valuta asing yaitu:
A. Sistem Kurs Fleksibel
Dalam pasar bebas perubahan kurs tergantung kepada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing. Permintaan valuta asing diperlukan guna melakukan transaksi pembayaran ke luar negeri (impor). Permintaan valuta asing diturunkan dalam transaksi debit dalam neraca pembayaran internasional. Sedangkan penawaran valuta asing berasal dari eksportir, yakni dari transaksi kredit neraca pembayaran internasional.
Makin tinggi tingkat pertumbuhan pendapatan, makin besar (relatif terhadap negara lain) kemungkinan untuk impor yang berarti makin besar pula permintaa akan valuta asing. Kurs valuta asing cenderung naik (harga mata uang sendiri turun). Demikian juga inflasi akan menyebabkan kurs valuta asing naik. Kenaikan tingkat bunga dalam negeri cenderung menarik modal masuk dari luar negeri. Kurs valuta asing akan turun (nilai mata uang sendiri relatif naik terhadap valuta asing).
B. Sistem Kurs Stabil
Sistem kurs fleksibel di atas sering menimbulkan spekulasi sebagai akibat ketidaktentuan di dalam kurs valuta asing. Oleh karena itu banyak negara yang menjalankan suatu kebijakan untuk menstabilkan kurs. Pada dasarnya kurs yang stabil dapat timbul secara:
1. Aktif: Pemerintah menyediakan dan untuk menstabilkan kurs
2. Pasif : negara menggunakan sistem standar emas.
Kegiatan menstabilkan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: apabila tendensi kurs valuta asing akan turun maka pemerintah membeli valuta asing di pasar. Dengan tambahnya permintaan dari pemerintah maka tendensi turun dapat dicegah. Sebaliknya apabila tendensi kurs naik maka pemerintah akan menjual valuta asing di pasar sehingga penawaran valuta asing bertambah dan kenaikkan kurs dapat di cegah. Dalm sistem standar emas kurs mata uang suatu negara terhadap negara lain di tentukan dengan dasar emas. Misalnya Amerika menetukan bahwa US$4= 0,5 gram emas dan Inggris menetapkan bahwa £1 = 0,5 gram emas, maka kurs antara dolar dan poundsterling adalah £ = US$4. Kurs ini akan stabil selama syarat-syarat di atas dipenuhi dan lalu lintas emas bebas.
Satu hal yang tidak dapat dipisahkan dengan sistem kurs tetap adalah tindakan menurunkan atau menaikan nilai mata uang suatu negara kalau dibandingkan dengan mata uang asing. Langkah pemerintah yang menyebabkan nilai mata uang negara itu turun terhadap mata uang negara lain dinamakan devaluasi. Kebalikannya, yaitu tindakan yang menyebabkan mata uang negara itu naik nilanya terhadap mata uang asing dinamakan revaluasi.
Fungsi Pasar Valuta Asing
Pasar valuta asing mempunyai beberapa fungsi pokok dalam membantu kelancaran lalu-lintas pembayaran internasional
1. Mempermudah penukaran valuta asing serta pemindahan dana dari satu negara ke negara lain.
2. Pasar valuta asing memberikan kemudahan untuk dilaksanakannya perjanjian untuk kontrak jual beli dengan kredit.
3. Memungkinkannya dilakukan hedging.
BAB IV
KEGIATAN PEREKONOMIAN TERBUKA
A. Definisi Perekonomian Terbuka
Ekonomian yang meliputi kegiatan ekspor dan impor dinamakan perekonomian empat sector atau perekonomian terbuka. Dalam model ini akan wujud dua aliran baru di dalam sirkulasi aliran pendapatan: (i) aliran pendapatan yang diterima dari mengekspor yang merupakan suntikan kepada aliran pendapatan, dan (ii) aliran pengeluaran untuk membeli barang yang diimpor dari negera-negara lain yang merupakan bocoran kepada aliran pendapatan. Kedua aliran ini akan mempengaruhi keseimbangan perekonomian Negara. Ekspor akan meningkatkan ekonomi. Akan tetapi sebaliknya, impor menurunkan pendapatan nasional pada keseimbangan dan merumitkan masalah ekonomi yang dihadapi Negara.
Perdagangan internasional dapat terjadi karena beberapa alasan
• Keanekaragaman kondisi produksi. Perdagangan diperlukan karena adanya keanekaragaman kondisi produksi di setiap Negara. Misalnya Negara A karena beriklim tropis dapat berspesialisasi memproduksi pisang, kopo: untuk dipertukarkan dengan barang dan jasa dari Negara lain.
• Penghematan biaya. Alas an kedua adalah timbulnya increasing returns to scale (penurunan biaya pada skala produksi yang besar). Banyak proses produksi menikmati skala ekonomis, artinya proses produksi tersebut cenderung memiliki biaya produksi rata-rata yang lebih rendah ketika volume produksi ditingkatkan. Cara apa yang lebih baik untuk meningkatkan produksi selain menjualnya ke pasar global?
• Perbedaan selera. Sekalipun kondisi produksi di semua daerah serupa, setiap Negara mungkin akan melakukan perdagangan jika selera mereka berbeda. Conothnya, Negara A dan B menghasilkan daging sapid an daging ayam dalam jumlah yang hampir sama, tetapi karena masyarakat Negara A tidak menyukai daging sapi, sedang Negara B tidak menyukai daging ayam, dengan demikian ekspor yang saling menguntungkan dapat terjadi di antara kedua Negara tersebut, yaitu bila Negara A mengimpor daging ayam dan mengekspor daging sapi, sebaliknya Negara B mengimpor daging sapid an mengekspor daging ayam.
• Prinsip keunggulan kompratif (comparative advantage). Prinsip ini mengatakan bahwa setiap Negara akan berspesialisasi dalam produksi dan mengekspor barang dan jasa yang biayanya realatif lebih rendah (artinya lebih efisien disbanding Negara lain); sebaliknya setiap negara akan mengimpor barang dan jasa yang biaya produksinya relative tinggi (artinya kurang efisien disbanding Negara lain).
Dengan adanya perekonomain terbuka dan setiap Negara berkonsentrasi pada bidang yang memiliki keunggulan komperatif, maka kehidupan semua orang akan menjadi lebih baik. Pekerja di setiap Negara dapat memperoleh konsumsi dalam jumlah yang meningkat untuk jumlah jam kerja yang sama.
B. Sirkulasi Aliran Pendapatan
Dalam perekonomian terbuka, seperti ditunjukkan dalam Gambar sector-sektor ekonomi dibedakan kepada 4 golongan: perusahaan, rumahtangga, pemerintah dan luar negeri. Penggunaan faktor-faktor produksi oleh sector perusahaan akan mewujudkan aliran pendapatan ke sector rumahtangga, yang berupa gaji dan upah, sewa, bunga dan keuntungan – yaitu seperti ditunjukkan oleh aliran 1. Aliran pendapatan ini telah dikurangi oleh pajak keuntungan perusahaan (Aliran 2), tetapi belum dikurangi oleh pajak pendapatan rumahtangga (Aliran 3). Rumahtangga-rumahtangga dalam perekonomian akan menggunakan pendapatan mereka untuk transaksi yang berikut:
i. Membeli barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi sector perusahaan dan pengeluaran konsumsi ini akan dinamakan sebagai konsumsi ke atas barang dan jasa yang diproduksikan di dalam negerai atau Cdn (Aliran 4).
ii. Membayar pajak pendapatan kepada pemerintah, yaitu seperti ditunjukkan oleh aliran 3.
iii. Mengimpor, yaitu membeli barang-barang yang diproduksikan di Negara lain, yang ditunjukkan oleh Aliran 5.
iv. Menabung sisa pendapatan yang diperoleh ke dalam lembaga keuangan, dan ini digambarkan oleh aliran 6.
Di samping oleh adanya aliran uang ke luar untuk membayar impor, perekonomian terbuka mewujudkan pula aliran pengeluaran ke sector perusahan, yaitu aliran yang diakibatkan oleh pembayaran ke atas ekspor sector perusahaan. Aliran pengeluaran yang diperoleh dari Negara-negara luar ditunjukkan oleh Aliran 10.
Aliran 8 adalah perbelanjaan (pengeluaran) penanam modal (investor) untuk membeli barang modal dan peralatan modal dari sector perusahaan. Sedangkan Aliran 9 adalah pengeluaran pemerintah ke sector perusahaan untuk membeli barang-barang kebutuhan administrasi pemerintah dan barang modal untuk investasi pemerintah.
Dari aliran-aliran pengeluaran dari berbagai sector ke atas sector perusahaan seperti yang ditunjukkan dalam gambar dapatlah disimpulkan bahwa dalam perekonomian terbuka komponen pengeluaran agregat ke atas pendapatan nasional adalah:
i. Pengeluaran konsumsi rumahtangga ke atas barang-barang konsumsi dan jasa-jasa yang diproduksikan di dalam negeri (Cdn).
ii. Investasi perusahaan, yaitu perbelanjaan penanaman modal ke atas barang-barang modal yang diproduksikan di dalam negeri.
iii. Pengeluaran pemerintah (pengeluaran konsumsi dan investasi pemerintah).
iv. Ekspor, yaitu pengeluaran Negara-negara lain ke atas barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan sektor perusahaan.
KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL
Sebelum menerangkan secara grafik keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka, terlebih dahulu akan diterangkan secara aljabar persamaan keseimbangan dalam perekonomian tersebut, dan ciri-ciri fungsi ekspor dan impor.
PERSAMAAN KESEIMBANGAN Dalam perekonomian terbuka barang-barang jasa-jasa yang diperjualbelikan terdiri dari yang diproduksikan di dalam negeri – yaitu pendapatan nasioanl, dan yang diimpor dari Negara-negara lain. Dengan demikian dalam perekonomian terbuka penawaran agregat (AS) terdiri dari pendapatan nasional (Y) dan impor (M). dalam persamaan:
AS = Y + M
C. Penentu Ekspor dan Impor
Faktor yang penting adalah kemampuan dari Negara tersebut untuk memproduksikan barang-barang yang dapat bersaing di pasaran luar negeri. Maksudnya, mutu dan harga barang produksi dalam negeri itu haruslah paling sedikit sama baiknya dengan yang diperjualbelikan dalam pasaran luar negeri. Makin banyak jenis barang yang mempunyai keistimewaan yang demikian.
Ekspor adalah satu komponen pengeluaran agregat, oleh sebab itu ekspor dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional yang akan dicapai. Apabila ekspor bertambah, pengeluaran agregat bertambah tinggi dan selanjutnya akan menaikkan pendapatan nasional. Akan tetapi sebaliknya pendapatan nasional tidak dapat mempengaruhi ekspor. Ekspor belum tentu bertambah apabila pendapatan nasional bertambah, atau ekspor dapat mengalami perubahan walaupun pendapatan nasional tetap. Dengan demikian fungsi ekspor mempunyai bentuk yang sama dengan fungsi investasi dan fungsi pengeluaran pemerintah.
Penentu impor besarnya impor yang dilakukan sesuatu Negara antara lain ditentukan oleh sampai di mana kesanggunpan barang-barang yang diproduksikan di Negara-negara lain untuk beaing dengan barang-barang yang dihasilkan di Negara itu. Apabila barang-barang dari luar negeri mutunya lebih baik, atau harga-harganya lebih murah, daripada barang-barang yang sama yang dihasilkan di dalam negeri, maka akan terdapat kecenderungan bahwa Negara tersebut akan mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Akan tetapi apakah kecenderungan tersebut akan terwujud atau tidak, masih tergantung kepada kesanggupan penduduk Negara itu membayar impor. Ini berarti bahwa besarnya impor lebih dipengaruhi oleh besarnya pendapatan nasional daripada oleh kemampuan barang-barang luar negeri untuk bersaing dengan barang-barang produksi dalam negeri oleh sebab itu dalama analisis makroekonomi dianggap impor mempunyai ciri-ciri, yaitu makin besar tingkat pendapatan nasioanl, makin besar pula nilai impor.
D. Peranan Perekonomian Terbuka
1. Mempertinggi efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi.
2. Memperluas pasar produksi dalam negeri dan teknologi modern.
3. Mempertinggi produktivitas kegiatan ekonomi.
BAB V
KESIMPULAN
1. Neraca pembayaran adalah suatu catatan aliran keuangan yang menunjukkan nilai transaksi perdagangan dan aliran dana yang dilakukan di antara suatu Negara dengan Negara lain dalam suatu tahun tertentu. Neraca pembayaran dapat di bedakan pada dua bagian utama, yaitu neraca berjalan dan neraca modal.
2. Neraca pembayaran selalu seimbang
Neraca pembayaran akan selalu seimbang, yaitu aliran uang dan modal ke luar negeri adalah sama dengan aliran uang dan modal yang masuk ke Negara tersebut. Yang menyebabkan neraca pembayaran selalu seimbang adalah ketidakseimbangan dalam neraca berjalan dan neraca modal dan akan di seimbangankan oleh perubahan cadangan valuta asing yang dimiliki oleh bank sentral.
3. Nilai tukar baluta asing adalah harga dimana-dimana pembelian dan penjualan valuta asing berlangsung; nilai tukar merupakan jumlah mata uang dalam negeri yang harus dibayarkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing.
4. Tingkat nilai tukar ditentukan oleh perubahan dalam cita rasa masyakarat, perubahan harga barang barang ekspor-ekspor, inflasi, aliran modal, perkembangan ekonomi serta faktor politis dan psycologi.
5. Model perekonomian yang meliputi kegiatan ekspor dan impor di namakan perekonomian empat sektor atau perekonomian terbuka.
6. Setiap perubahan ekspor atau impor akan secara otomatis menyebabkan perubahan dalam pendapatan nasional dan tingkat kegiatan ekonomi Negara.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono, Pengantar Teori Makroekonomi, ed. 2. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2001.
Eachern. MA. Ekonomi Makro Pendekatan Kontemporer, PT. Salemba Empat Jakarta. 2000.
Prayitno, Soediyono, Ekonomi Makro, BPFE. Yogyakarta. 2000.
Syahril, Ekonomi Internasional. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 1996
Tidak ada komentar:
Posting Komentar