Paru-paru merupakan organ tubuh yang paling rentan terhadap bahaya rokok, karena organ ini yang paling sering bersentuhan langsung dengan asap rokok.Penyakit paru-paru mendominasi jumlah kematian pada manusia akibat merokok. Nikotin yang terdapat dalam rokok lagi-lagi yang menjadi biangnya.
Nikotin masuk ke dalam paru-paru menyebabkan daya tahan organ ini menjadi menurun, sehingga membuat ia rentan terhadap kerusakan sel yang kemudian menyebabkan kanker. Pada kondisi lain, kanker paru juga terjadi karena sel-selnya rusak akibat terpapar nikotin dari rokok. Sel-sel yang berkembang menjadi kanker tadi menyebabkan bentuk dan warna paru-paru berubah, serta kemampuan kerjanya mengalami penurunan drastis.
Pada penderita kanker paru akibat merokok, sel-sel kanker tadi berbentuk seperti gandum kecil maka ia dikenal juga dengan istilah “oat cell cancer”. Sel-sel epitel pada paru berubah menjadi tumor kecil kemudian menyebar dan berkembang menjadi kanker. Akibat gangguan ini perokok mengalami sesak nafas, batuk hebat yang sering disertai darah, nyeri dada dan punggung, suara serak serta nafas berbunyi. WHO memperkirakan pada tahun 2030 kanker paru akan menyebabkan kematian sejumlah 17 juta jiwa di seluruh dunia.
Akibat merokok juga buruk bagi sistem enzim paru-paru. BBC merilis fakta bahwa dari penelitian yang dilakukan oleh Brookhaven National Laboratory menunjukkan bahwa nikotin dapat mengurangi produksi enzim dalam paru-paru. Padahal enzim ini memegang peran utama sebagai pengatur fungsi paru dan tekanan darah di dalam tubuh. Melalui pemeriksaan, diperoleh bukti bahwa jumlah enzim paru pada perokok 50% lebih rendah dibanding bukan perokok.
Salah satu enzim yang diproduksi oleh paru-paru adalah enzim alfa-1-antitripsin. Enzim ini berfungsi sebagai penghalang bagi enzim lain yang bekerja memecah protein. Jika paru mengalami kekurangan enzim ini maka akan mengakibatkan kerusakan pada jaringannya. Selain itu kekurangan enzim ini membuat paru-paru tidak elastis lagi, maka terjadilah emfisema.
Emfisema adalah kondisi dimana kondisi paru-paru memiliki ukuran volume lebih besar dari pada paru-paru normal, karena paru-paru yang tidak elastis tadi tidak mampu mengeluarkan karbondioksida secara sempurna. Karbondioksida tadi kemudian terperangkap di dalam paru-paru. Penyakit ini ditandai dengan gejala sesak nafas, nafsu makan berkurang, dan penurunan berat badan.
sumber : http://tokorokok.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar