OLDBOY

OLDBOY
LOGO

Senin, 19 Desember 2011

Kandungan Tulisan yang baik



  1. Mengungkapkan Hal-Hal Baru
    Sebuah tulisan sudah tergolong bagus apabila ia mengungkapkan hal-hal baru. Contoh paling gampang dapat ditemukan dalam jurnal-jurnal ilmiah. Publikasi hipotesis yang menyatakan bahwa virus HIV penyebab penyakit AIDS oleh Dr. Robert Gallo langsung dianggap tulisan bagus karena jelas mengungkapkan hal baru.
  2. Benar dan Lengkap
    Mana mungkin berita atau cerita bohong bisa jadi tulisan bagus? Memang menghebohkan, tetapi itu tidak bagus. Mengesampingkan fiksi atau kisah fantasi, jelas tulisan bagus harus juga mengandung kebenaran dan lengkap (faktual). Tengoklah, berita atau artikel “feature” di surat kabar bereputasi baik selalu menjunjung nilai-nilai kejujuran dan berprespektif komprehensif; berbeda dengan tulisan di “koran kuning” yang hanya mementingkan sensasi.
  3. Merupakan Pendapat/Ide Orisinal
    Tulisan yang bagus biasanya sekaligus merupakan pendapat orisinal penulisnya. Kolom atau opini yang dimuat dalam media massa dianggap bagus apabila mencerminkan pendapat/solusi/saran orisinal penulisnya atas suatu kejadian atau masalah. Tulisan yang tidak berisi ide baru tak dapat dikatakan bagus, walaupun penyajiannya memikat.
  4. Isinya Menggugah
    Isi tulisan yang bagus bisa menggugah pembacanya untuk berbuat hal positif, memerbaiki karakter dan moral masyarakat, atau paling tidak, memberi inspirasi yang mencerahkan.
  5. Temanya Istimewa
    Tema yang tidak biasa dapat menyulap sebuah tulisan menjadi bernilai tinggi dan bagus. Ketika orang ramai menulis tentang pentingnya menghentikan pengeluaran izin baru bagi penebangan hutan, Anda dapat menulis soal kelangkaan bahan baku kayu yang mungkin dialami pabrik kayu lapis dan industri mebel kayu sebagai konsekuensinya. Hasil karya ini bisa dianggap tulisan bagus karena temanya berbeda dengan pandangan umum.
  6. Mengandung Kejutan
    Novel-novel detektif, “suspense” atau “thriller” mengandalkan ketegangan dan kejutan untuk menjadi karya terpoluler dan terbaik.
  7. Menyangkut Peristiwa Besar
    Analisis-analisis yang ditulis menyangkut suatu peristiwa besar berpotensi menjadi tulisan bagus. Misalnya, pandangan baru atas Revolusi Perancis (1789) atau pendaratan Apollo II di bulan (1963) selalu menarik dan berpeluang menjadi karya bagus, biarpun mundur menentang waktu.
  8. Mengenai Orang Ternama
    Hillary Clinton menulis sepenggal otobiografinya, “It Tooks a Village”, dan laris sebab ia pernah menjadi Ibu Negara Amerika Serikat. Semua orang ingin tahu tentang pengalamannya selama mendampingi Presiden Bill Clinton (1992 — 2000). Kalau Suminah juga menulis riwayat hidupnya, pasti sulit menjadi tulisan yang diminati, sebab orang tidak mengenal siapa Suminah.
  9. Bahasanya Bagus
    Karya Linus Suryadi Ag, “Pengakuan Pariyem”, diakui bagus, teristimewa karena ditulis dalam format prosa lirik dengan kata-kata yang indah dan mendalam. Biasanya karya yang dikategorikan bernilai sastra, apalagi puisi, selain temanya menyentuh, bahasanya juga luar biasa.
  10. Penulisnya Top
    Jika enak atau tidaknya makanan bergantung kepada keahlian juru masak yang mengolahnya, maka bagus tidaknya karya tulis pun sering kali ditentukan oleh siapa penulisnya. Sekali seorang penulis menghasilkan karya bagus, maka karyanya selanjutnya cenderung dianggap bagus pula.
  11. Terpublikasi Melalui Media Tepat
    Tulisan bagus juga perlu dipublikasikan melalui media yang tepat dan dengan cara yang baik. Cerita pendek yang dimuat dalam Majalah Sastra Horizon, umpamanya, selalu ditafsirkan sebagai cerpen bagus. Dalam kata-kata lain, tulisan yang bagus sekalipun tidak akan tampak bagus apabila dipublikasikan melalui media yang “salah”.
Semakin banyak suatu tulisan memenuhi kriteria-kriteria di atas, semakin bagus pula nilai tulisan itu. Jadi, untuk menghasilkan tulisan yang dapat dinilai bagus, Anda perlu berusaha merancang dan mengerjakannya mengikuti koridor batas-batas kriteria di atas.
Tulisan Anda memang tak dapat disaring lolos melalui semua kriteria tersebut, sebab nilai sebuah karya tulis pun memang perlu ditentukan terlebih dahulu kategorinya sebelum diuji mutunya menurut kriteria yang sesuai. Jika Anda menulis roman, contohnya, tentu tidak perlu menyajikan data dan mungkin tidak selalu harus ada hubungannya dengan orang-orang tersohor.
Bagus tidaknya karya tulis dapat ditentukan pula oleh golongan pembacanya sendiri-sendiri. Maksudnya, suatu tulisan bisa dinilai bagus oleh kalangan pembaca tertentu, tetapi sebaliknya, dianggap tidak bagus oleh kelompok pembaca lain. Karya Pramoedya Ananta Toer menjadi contoh yang tepat. Meskipun berbaur dengan alasan politik dan ideologi, karya P.A. Toer pada satu sisi dicemooh oleh golongan tertentu, tetapi pada sisi lain dipuji oleh golongan yang berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar